Entri Populer

Kamis, 04 November 2010

Globalisasi Lintas Generasi

Ada banyak definisi mengenai globalisasi.Hal itu karena dalam merumuskan definisi globalisasi tersebut, setiap individu tergantung pada paradigmanya masing-masing.Tapi yang pasti, ketika seseorang membicarakan globalisasi maka akan sangat sulit untuk melepaskannya dari apa yang disebut sebagai Neo-Liberalisme.Neo-Liberal tidak lain aalah antitesa welfare state, antitesa neo-klasik, dan antitesa Keynesian.Sejarah Neo-Liberal dimulai pada tahun 1930-an dengan tokohnya Friedrich von Hayek (1899-1992) yang kemudian disebut sebagai Bapak Neo-Liberalisme.Kemudian,semenjak tahun 1970-an, Neo-Liberalisme mulai menanjak naik menjadi salah satu kebijakan dan praktek negara-negara kapitalis maju.Salah satu penyebabnya adalah Neo-Liberalisme ini didukung oleh pilar-pilar badan ekonomi dunia seperti World Bank,IMF, dan WHO.
Globalisasi memiliki pengaruh yang sangat luas dalam berbagai aspek kehidupan,misalnya aspek politik, sosial budaya, ekonomi,dan pertahanan keamanan.Prof.Dr.Mubyarto-Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM, Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) UGM- mengungkapkan bahwa ada dua definisi dari globalisasi.Pertama,globalisasi didefinisikan sebagai proses menyatunya pasar dunia menjadi satu pasar tunggal (borderless market).Kedua, globaliasi didefinisikan sebagai ‘obat kuat’ (prescription) yang menjadikan ekonomi akan lebih efisien dan lebih sehat menuju kemajuan masyarakat dunia.* Secara umum, globalisasi bisa dikatakan terbagi menjadi lima definisi luas yaitu internasionalisasi,liberalisasi,universalisasi,modernisasi atau westernisasi, dan deteritorialisasi atau terjadinya rekonfigurasi geografi.
Globalisasi memiliki dua sisi yakni sisi positif dan sisi negatifnya.Dengan adanya globalisasi, seseorang yang berada jauh di Amerika Serikat sana bisa dengan mudah berbicara dengan orang di Indonesia seolah tanpa dibatai oleh jarak.Arus informasi dapat menyebar ke semua bahan dunia dengan cepat.Kesempatan tiap individu untuk menjadi lebih maju semakin besar.Itu bila kita memandang globalisasi dari sisi positif.Globalisasi seolah bisa menghapus dimensi jarak dan waktu.
Tetapi di sisi lain globalisasi merupakan suatu marjinalisasi.Negara-negara berkembang hanya dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan oleh negara-negara maju melalui kapitalisasi.Globalisasi justru semakin memperlebar kesenjangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang serta menaikkan angka kemiskinan di seluruh dunia.Globalisasi berpotensi mereduksi kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat.Generasi muda sekarang cenderung lebih suka mengkonsumsi produk-produk impor yang dianggap lebih bergengsi daripada menggunakan produk karya anak bangsa sendiri.Mereka menjadi terbiasa dengan fast food seperti Mc Donald, KFC,Pizza Hut, dan restoran sejenisnya.Inilah yang serimg kali disebut sebagai Black Globalization.
Lalu, bagaimanakah pengaruh globalisasi terhadap individu-individu lintas generasi,khususnya pada masyarakat Indonesia ? Misalnya saja antara seorang anak dengan orag tuanya atau kemudian dengan kakek neneknya.Dalam banyak kasus, sebagian besar terjadi perbedaan dalam hal cara berfikir atau bersikap diantara mereka.Hal ini seringkali menimbulkan perbedaan prinsip-prinsip mendasar diantara mereka dalam memandang kehidupan.Perbedaan tersebut bila tidak ditangani secara bijaksana dapat merusak keharmonisan hubungan dalam suatu keluarga tersebut.
Pada generasi kakek nenek kita, mereka biasa memandang suatu hal selain dari sisi yang nampak juga dari sisi mitisnya.Mereka cenderung mengkait-kaitkan suatu peristiwa dengan takhayul atau mitos.Misalnya, ketika ada anggota keluarga yang meninggal mereka merasa wajib untuk mengadakan slametan agar arwah leluhur tersebut tenang di alam sana.Atau mungkin,ketika sawah selesai dipanen maka orang-orang tua di desa sering mengadakan upacara yang disebut wiwitan yang merupakan tanda rasa syuur mereka terhadap Dewi Kesuburan atau Dewi Sri.Mereka masih meyakini bahwa bila upacara tersebut tidak dilaksanakan, hasil panen mereka tidak akan lebih meningkat.Dalam hal ini,globalisasi belum begitu terlihat pengaruhnya bagi generasi mereka.
Hal itu mulai berbeda dengan generasi orangtua kita dimana cara berfikir mereka sudah tidak sekolot generasi sebelumnya.Mereka mulai berfikir dengan menggunakan banyak logika.Ketika suatu hal dianggap tidak banyak bermanfaat dan tidak rasional maka hal itu akan ditinggalkan.Hal-hal yang bersifat mitis juga mulai ditinggalkan.Dalam beberapa hal mungkin ini dianggap merugikan karena dapat mereduksi nilai-nilai budaya yang ada.Namun, di sisi lain keterbukaan mereka terhadap arus informasi telah membuka kesempatan mereka untuk maju.Lapangan pekerjaan lebih terbuka tidak hanya dalam bidang pertanian seperti dahulu tetapi kemudian muncul bisnis lain seperti MLM (Multi Level Marketing).Pengaruh globalisasi membuat cara berfikir mereka dalam memandang suatu persoalan menjadi lebih luas.
Pada tahap generasi kita, rasa-rasanya arus informasi sudah tidak terbendung lagi.Setiap saat orang bisa mengetahui peristiwa di belahan dunia lain melalui internet.Situs-situs pertemanan seperti Friendster,Facebook, MySpace atau pun Twitter seolah sudah menjadi bagian dari keseharian kita.Itulah letak kekuatan globalisasi dimana segala sesuatu yang dulu mungkin dianggap tidak mungkin kini menjadi mungkin.Orang-orang telah terbiasa untuk mengkonsumsi fast food, meniru gaya hidup dan cara berpakaian ala Barat.Hal ini sebenarnya cukup mengkhawatirkan.Kita telah menjadi jauh lebih bebas dan terbuka terhadap segala hal daripada generasi orangtua kita.Bahkan, kadang-kadang cara berfikir kita menjadi terlalu pragmatis dan materialistik. Meskipun mungkin ada juga yang memanfaatkan kemudahan teknologi untuk edukasi seperti belajar jarak jauh dari suatu universitas di luar negeri misalnya.Tapi,bila hal-hal negatif tersebut tidak segera disikapi, dikhawatirkan generasi muda akan kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia.
Bila pada masa sekarang saja pengaruh globalisasi sudah sedemikian dahsyatnya,kira-kira apa yang akan terjadi dengan generasi setelah kita ? Lagi-lagi itu kembali pada tiap individu masing-masing.Mereka bisa menjadi lebih baik atau justru menjadi lebih buruk tergantung pada kemampuan mereka untuk menyeleksi dampak globalisasi yang masuk.Yang terpenting adalah bisa mengelola dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi tersebut, memilah mana yang baik dan mana yang buruk.Oleh karena itu,generasi muda perlu dibekali dengan kesehatan jasmani dan rohani yang kuat, kecerdasan intelektual yang tinggi, kecerdasan emosional yang matang, kecerdasan sosial yang baik serta kecerdasan spiritual yang tangguh agar mereka mampu menghadapi arus globalisasi yang melanda di tengah persaingan dunia yang semakin ketat.

*Mubyarto,Prof.Dr.,http://www.google.com/globalisasi

Ini adalah salah satu esai saya waktu daftar BPPM Balairung UGM... Smoga berguna...

Tidak ada komentar: